YUHUU~Kali ini Jay ingin berbagai mengenai salah satu tokoh favorit psikologi saya, yaitu Abraham Maslow (bukan Marshmallow yawh!?) Hehehe… Teori-teorinya termasuk ke dalam teori Humanistik dan teori/pemikirannya disebut teori dinamika-holistik. Apakah itu? Nanti a.k.a kapan-kapan kita bahas dech… Karena disini saya hanya mau menuliskan sebuah pengantar dulu biar afdhol… Bwahahaha~ Cekibrot…
Sering kita lihat, kita baca atau pun kita dengar dan bahkan kita sadari mengenai kemampuan akademis seseorang (siswa), ada beberapa siswa yang kepandaiannya masuk ke dalam kategori “rata-rata” tapi sanggup lulus dengan nilai baik, sementara siswa yang unggul kepandaiannya hanya lulus dengan nilai rata-rata, sedangkan beberapa siswa yang sangat unggul dan brilian malah justru berpotensi untuk di depak (drop out) dari kampus!?Hmm…Ckckck… Apakah faktor yang menyebabkan situasi ini? Apakah aturan dunia sudah terbalik? Apakah ini tanda-tanda kiamat?Hunyoo~ ga sampai segitunya sich…Xp. Tapi pada dasarnya semua hasil yang bisa atau telah kita raih itu dipengaruhi oleh yang namanya motivasi. Jadi, motivasi mungkin menjadi faktor yang paling dicurigai atas kejadian tersebut (investigasi). Atau bisa juga dikarenakan kesehatan pribadi, kejadian-kejadian yang membuat dirinya down entah karena kematian dari orang yang disayanginya atau siapa pun itu dan mungkin saja disebabkan karena terlalu banyaknya pekerjaan-pekerjaan yang menjadi beban. Apapun itu semuanya bisa mengarah pada motivasi seseorang.
Dikisahkan, beberapa tahun yang lalu, seorang mahasiswa muda yang brilian sedang berjuang untuk bisa lulus semester 6. Meskipun dapat mengikuti kuliah dengan baik pada mata kuliah yang membangkitkan minatnya namun, dia akan menunjukan performa rendah pada mata kuliah lain dan mendapat nilai akademis yang sangat rendah (Hehehe…jangan-jangan statistic, sama kayak saya!?:p). Dikemudian hari ketika laki-laki muda ini menjalani tes IQ, ternyata hasilnya sangat mengejutkan karena dia berhasil mendapat skor 195, sebuah nilai yang sangat tinggi dan hanya 1:1.000.000 yang bisa memperolehnya. Kalau begitu, bukan kemampuan rendah intelektual yang membuat buruknya performa akademis anak muda ini. Terus apa duong?!
Nyehehehe… Ternyata eh ternyata, sama seperti anak-anakn muda lainnya, siswa ini ternyata sedang kasmaran (cieciecie…Prikitiw!?XD), karena kondisi yang sedang berbunga-bunga didalam hatinya yang penuh dengan gejolak cinta kawula muda yang membara…(Lebaaayy) yang telah membuatnya sulit konsentrasi dengan tugas-tugas kuliahnya. Karena sifatnya yang pemalu (malu-malu mau!) dia tidak berani PDKT-an ama perempuan yang disukainya itu dengan cara romantis pada umumnya. Apalagi perempuan itu adalah sepupunya sendiri (JengJEngJeng!?). Huwee~ laki-laki muda ini hanya bisa mencintai sepupunya dari jauh, samar-samar,tidak pernah mendekati atau mengungkapkan perasaan-perasaannya. Kemudian sebuah peristiwa yang menguntungkan mengubah hidupnya. Ketika mengunjungi bibi-nya, kakak perempuan dari sepupu perempuannya itu menjodoh-jodohkan si perempuan itu dengan dirinya, mendukung, bahkan menyuruh laki-laki muda menciumnya untuk membuktikan rasa cintanya itu. Akhirnya dia pun melakukannya dan yang sangat mengejutkan, sepupu perempuannya itu tidak menghindar. Perempuan itu malah balik mencium dirinya… HUWOOO~Hu’Huy…dan sejak saat itulah si laki-laki muda itu merasakan hidupnya bermakna… IhikIhik,,, yang namanya jodoh mah ga akan kemana gan…>o<
Laki-laki muda pemalu ini yang jelas bukan saya, karena saya tuch laki-laki muda yang malu-maluin!?Bwahaha… Dia adalah Abraham Maslow dan sepupu perempuannya adalah Bertha Goodman. Setelah ciuman pertama yang mengesankan itu. Abe dan Bertha menikah tidak lama kemudian^^ dan pernikahan ini mengubahnya dari seorang mahasiswa rata-rata menjadi sarjana brilian yang akhirnya membentuk arah psikologi humanistic di Amerika Serikat.
Huwee~ The Power of Love, Cinta merubah segalanya^^(seandainya saya menemukan belahan jiwaku…Hiks!?). Cerita ini bukan dimaksudkan untuk merekomendasikan pembaca untuk menikahi sepupunya masing-masing, melainkan untuk menunjukkan bagaimana seseorang yang brilian kadang-kadang hanya memerlukan sedikit dukungan atau dorongan untuk mewujudkan potensi mereka yang menakjubkan…>o<
J.A.Y SS
We are Briliant
Referensi:
- Feist and Feist, Theories of Personality, McGraw Hill , New York , 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih sudah membaca tulisan Jay yang sederhana, dan unik ini~^^
Semoga bermanfaat yah~
Silahkan tinggalkan jejak kemuliaan kawan-kawan sekalian dengan mengisi kolom komentar ini.
Salam Inspirasi~^0^