Senin, 11 Juli 2011

KONSEPSI PSIKOLOGIS TENTANG MANUSIA

YAHA! Sebelumnya kita sudah tau bahwa psikologi dalam perkembangannya mempelajari tentang tingkah laku manusia. Hmm… Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda. Karena pada dasarnya dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari perspektif (sudut pandang)-nya terhadap suatu kejadian. Perspektif (sudut pandang) kita ini tidak terlepas dari background (latar belakang) kita dalam berpikir, bertindak, pengaruh lingkungan dan pembelajaran dll, makanya perpektif setiap individu pun berbeda-beda, karena pengaruh lingkungan, budaya dan pengalaman setiap individu-pun berbeda-beda. Hehehe… dalam psikologi ada beberapa pendekatan untuk menjelaskan mengenai tingkah laku manusia, yaitu:

  1. PENDEKATAN NEUROBIOLOGICAL (PERSPEKTIF BIOLOGIS)
Cara PDKT-an ini menekankan bahwa semua proses psikologis digambarkan sebagai kegiatan otak dan system saraf. Karena tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan system saraf. Pendekatan neirobiological berupaya mengaitkan pikiran yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi di dalam tubuh serta menentukan proses neurobiology yang mendasari perilaku dan proses mental.

  1. PENDEKATAN BEHAVIORAL (PERSPEKTIF PERILAKU)
Menurut PDKT-an ini tinggkah laku pada dasarnya adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S-R atau suatu kaitan stimulus – respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Proses psikologis yang dialami individu dilihat berdasarkan tingkah laku yang tampak dan dapat diobservasi. Hmm… Perilakunya pun dipengaruhi oleh reinforcement (ganjaran-hukuman). Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson, kemudian dikembangkan oleh banyak ahli seperti B.F. Skinner dan melahirkan banyak sub-aliran.

  1. PENDEKATAN KOGNITIF (PERSPEKTIF KOGNITIF)
Menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Jadi, manusia tidak hanya merupakan reseptor yang pasif terhadap stimuli, pikiran manusia secara aktif memproses informasi yang diterima lalu mengubahnya menjadi tanda-tanda yang digunakan dalam otak dan memproduksinya jika dibutuhkan. Karena tentunya manusia dapat menalar, membuat rencana, mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diingatnya, dan mungkin, yang paling jelas bagi semua manusia, menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain.

  1. PENDEKATAN PSIKOANALISA (PERSPEKTIF PSIKOANALITK)
Dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh Bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan impuls atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Asumsi dasar teorinya banyak perilaku manusia yang dipengaruhi oleh naluri (instink) bawaan yang sebagian besar tidak disadari. Perilaku tidak sadar itu bisa berupa pikiran-pikiran rasa takut dan keinginan-keinginan yang tidak disadari oleh individu namun sangat mempengaruhi tingkah lakunya. Impuls-impuls tidak sadar itu dapat mewujudkan dirinya dalam wujud mimpi, salah ucap (split of the tongue), gejala-gejala neurotis dan sebagainya. Pandangan terhadap alam manusia pada dasarnya “negatif”. Manusia pada dasarnya didorong oleh naluri dasar yang sama seperti hewan (yaitu naluri seks dan agresi)

  1. PENDEKATAN HUMANISTIK (PERSPEKTIF FENOMENOLOGI)
Lebih memperhatikan pada pengalaman subjektif individu, karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran oleh aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.
Dasar asumsinya, manusia bebas memilih dan menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya. Kekuatan motivasional individu yang utama terletak pada kecenderungan kea rah “pengembangan” dan “aktualisasi diri”. Dalam PDKT-an ini memandang manusia dengan lebih optimis,”pada dasarnya semua manusia dilahirkan baik.”
Ahli Psikologi Fenomenologi cenderung menolak pendapat bahwa perilaku adalah dikendalikan oleh stimuli eksternal (behaviorisme), atau oleh pengolahan informasi dalam persepsi dan memori (psikologi kognitif) atau oleh impuls bawah sadar (teori psikoanalitik).
Sebagian teori fenomenologikal dinamakan humanistic karena mereka menekankan kualitas yang membedakan manusia dari hewan. Sebagai contohnya kea rah aktualisasi diri. Menurut teori humanistic, kekuatan motif utama individual adalah kecenderungan ke arah pertumbuhan dan aktualisasi diri. Semua manusia memiliki kebutuhan dasar untuk mengembangkan potensinya sampai penuh, untuk berkembang lebih jauh dari keadaannya sekarang.

Huwaaa~ cuappe ah, kurang lebih begitulah mengenai konsepsi psikologis tentang manusia. Semoga bermanfaat~ >.<

J.A.Y SS >o< 

Catatan:
-         Stimulus : Satu tanda untuk beraksi atau berbuat.
-         Organisme : Kelompok Sosial.
-         Impuls : Satu dorongan tiba-tiba untuk berbuat; satu kesadaran dari kecenderungan mengarah pada perbuatan.
-         Reseptor : Satu struktur khusus yang teramat peka terhadap jenis-jenis perangsang tertentu.

Referensi:
-         Dari catatan-catatan dan slide pembelajaran Psikologi Umum I di UIN SGD BDG (2009)
-         Rita. L Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Jilid 1, Penerbit Interaksara.

1 komentar:

Terima Kasih sudah membaca tulisan Jay yang sederhana, dan unik ini~^^
Semoga bermanfaat yah~

Silahkan tinggalkan jejak kemuliaan kawan-kawan sekalian dengan mengisi kolom komentar ini.

Salam Inspirasi~^0^