Jumat, 19 Agustus 2011

MEMAHAMI PERBEDAAN ANTARA PRIA DAN WANITA: SUKA BICARA vs SUKA BERTENGKAR


Menurut buku yang saya baca!? Ternyata eh ternyata, rata-rata wanita hidup lebih lama tujuh tahun dibandingkan pria!? Huwoo~ pantesan tiap nonton di TV kebanyakan manusia yang umurnya ampe 100tahun bahkan lebih biasanya para wanita (jadi inget kisah wanita umur 100-an tahun mencari suami yang ke-20 ato yang ke berapa gitu yawh?!==’ apa pun itu yang jelas bukan gwa calonnya!? Nyehehe~). Hmm… kira-kira kenapa yawh bisa seperti itu? Nah, salah satu penyebabnya adalah dikarenakan adanya perbedaan kemampuan untuk mengatasi stress dan terutama wanita-lah yang jauh lebih baik dalam hal ini. Hoyoo~o~

Ketika seorang pria sedang mengalami stress dalam menjalani kehidupannya, untuk melupakan hal itu biasanya dengan memikirkan atau melakukan sesuatu yang lain dan berkonsentrasi ke dalam kegiatannya tersebut seperti, nonton tv, membaca, menulis, on-line, bermusik (gwa banget ini mah!?) dan lain sebagainya, guna menyingkirkan problematika yang sedang menggeluti pikirannya. Seorang pria yang sedang mengalami stress dan dia tidak menyibukkan dirinya dengan kegiatan lain akan berhenti bicara dan duduk sendirian di kursi goyang (ato begelantungan di pohon!?) sambil berusaha menemukan solusi atas masalahnya. Shikashi!? Bahayanya adalah bahwa jika stressnya terinternalisasi! dan itu bisa menghasilkan kondisi stress seperti diare, sembelit, sariawan, lambung, ato sampai serangan jantung!! Ckckck… semoga saja itu ga terjadi secara besamaan dah(complicated!?) eh!? Tepatnya semoga itu ga terjadi…

Sedangkan para wanita, mengatasi stress mereka dengan membicarakan masalah-masalah mereka berulang-ulang kali, ampe bolak-balik dan dari setiap sudut pandang tanpa mencapai kesimpulan apa pun. Nah, dengan membicarakan masalah-masalah itu, maka mereka punya sarana untuk melepas stress yang sedang mereka alami. Tapi, jika seorang pria yang melakukan hal tersebut, maka biasanya para pria lain bakal berasumsi bahwa dirinya tidak mampu dan sedang meminta solusi. Ngomong we gengsi-lah…Bwahaha~ tapi sebenernya mungkin itu menyangkut harga diri seorang pria. Kebanyakannya berasumsi:”Saya bisa mengatasi dan menyelesaikan semua masalah tanpa bantuan siapa pun”… walopun pada akhirnya?!....

Hmm… contohnya dalam kasus di tv yang tidak sengaja saya tonton!? Xp. Saya sering melihat kisah pertengkaran suami-istri yang ga ada habis-habisnya dan ga cape-capenya cukcak cekcok bahkan ampe tengah malem, dan itu sangat mengganggu dinasnya si pocong dan para kunti di kala itu!? (ngarang!? Jyahaha). Dan ketegangan ini bisa berlangsung ampe berbulan-bulan lamanya.

Huyoo~ ini merupakan misteri bagi pria, mengapa para wanita suka berbicara dalam percekcokan, terutama pada waktu tengah malam (kesurupan gitu?!==’). Hmm… Otak wanita, bagaimana pun adalah sebuah computer komunikasi yang berbasis proses. Wanita suka berbicara tentang setiap aspek dari tindakan-tindakan dan perasaan-perasaan mereka. Sedangkan, Pria lebih cenderung menarik diri dari prospek seperti itu. Pria lebih suka bertengkar dan kemudian melupakannya untuk memikirkan sesuatu yang lain.

Para wanita ingin membuat kedamaian dan melunturkan ketidaksepakatan apa pun. Mereka yakin bahwa dengan bicara dapat membuat
setiap orang merasa lebih baik.
Pria punya keyakinan bahwa bicara biasanya dapat membuat keadaan jadi jauh lebih buruk.

SOLUSI
Menurut buku yang saya baca. Tatkala seorang wanita sedang membicarakan sebuah masalah dan mungkin tampaknya tidak masuk akal, ingatlah bahwa dia perlu melewati proses bicara tersebut agar supaya dirinya merasa lebih baik. Dengarkanlah dengan rasa sayang dan beritahu kepadanya bahwa Anda selalu ada untuk mendengarkan ketika dia memerlukan diri Anda. Ini jauh lebih mudah/lebih baik daripada berusaha untuk membetulkan masalah-masalah yang tidak ada dan ini membuat Anda mendapatkan banyak poin. (Yaaah~ siapa tau yang asalnya hatinya warna ungu bisa langsung berubah jadi orange atau merah muda…Jyaah~ dikira Harvest Moon!?Xp)

Bila Anda tidak dapat segera menanggapi, mintalah dengan halus kepada seorang wanita, apakah dia dapat meninggalkan pokok pembicaraan itu dan membahasnya lagi di lain waktu ketika emosinya sudah mulai menurun untuk sebuah pertengkaran. Katakanlah:”Maaf kanjeng mamih, hamba tidak bisa memikirkan ini sekarang. Bisakah kita bicarakan itu besok saja (ato kapanlah!?), tatkala hamba sudah punya kesempatan untuk memikirkannya?” Hmm… pendekatan ini cenderung jauh lebih berhasil dibandingkan tidak mengatakan apa pun dan berharap sang wanita akan kehabisan kata-kata.

Hiyaaahhh~
Kurang lebih begitulah, semoga bermanfaat yawh…. (pegel punggung!?)

J.A.Y SS
No Woman No Cry

Referensi:
- Barbara and Allan Pease, Why Women Cry.

Sabtu, 13 Agustus 2011

THE ART HAVE A CONCEPTION TECHNOLOGY


Growth significantly the development of science is able to adopt a variety of application of knowledge to the emergence of new branches of knowledge.One of the reforms in the areas of knowledge related to the art is the emergence of a branch of art associated with the use of advanced tools.

 
Branch of the art knowledge relating to the use of technology is the emergence of a branch of art, like acting (particularly soap operas), documentation (cinema), audiovisual (keproduseran) and others. Forum for the assessment of knowledge in fields related to the use of such sophisticated equipment led to claim the role of knowledge in the field of arts and adaptation. The emergence of technology-minded branch of art be a sign that the vehicle for the development of art and knowledge of art in connection with the insight of technology capable of adapting new knowledge as a container casting art talents relate to the use of advanced tools.

Art as a methodology to introduce someone to understand the object into the problems associated with the work of art and socializing. With imagination, someone who learned the art can be chestnut wishful especially in finding new things, creating new things, and memodivikasi existing findings into new forms as a representation of something that has long existed.

The branches of the arts as mentioned above is the basic strength of a very effective way to bring inspiration to many people. Imagination of someone who learned the arts can be developed more widely with improving and developing the language of motion, appearance, sound, and sounds to keep growing and evolving according to reputation level and body language, the language of movement, as well as the language of sound combined with a psychological approach.

Artistic activity which is encased in the manufacture art form of artwork associated with the reflection of ideas, and actions associated with the continuous process. Arts activities involving some aspect of multilingual, multicultural and multidimensional able to reach out widely over a few things namely.

1. Setting up a parallel education,
2. Develop knowledge of different cultures,
3. Providing community values
​​, cultural Introduce the education, as well,
4. Help educators and educated to develop perspective multicultural.

Jumat, 12 Agustus 2011

DownLoad E-Book Berpikir dan Berjiwa Besar


Prinsip dan konsep dasar yang menyokong Mukjizat Berpikir Besar datang dari sumber-sumber utama, yaitu tokoh-tokoh yang berpikiran terbaik dan terbesar yang pernah hidup di muka bumi ini. Tokoh seperti nabi Daud yang menulis, "Manusia sesungguhnya adalah apa yang ia pikirkan di dalam hatinya;" tokoh seperti Emerson yang mengatakan "Manusia yang agung adalah mereka yang mengetahui bahwa pikiran menguasai dunia;" tokoh seperti Milton yang di dalam Paradise Lost menulis, "Pikiran adalah tempatnya sendiri dan pikiran ini saja dapat membuat sorga dari neraka atau neraka dari sorga." Tokoh yang amat perseptif seperti Shakespeare yang melihat "Tidak ada yang baik atau buruk kecuali bahwa pikiran membuatnya demikian."

Berpikirlah Besar dan Anda akan hidup besar. Anda akan hidup besar di dalam kebahagiaan. Anda akan hidup besar dalam prestasi. Besar dalam pendapatan. Besar dalam jumlah teman yang Anda miliki. Besar dalam respek. Cukup untuk janji tersebut. Mulailah sekarang, menit ini juga, untuk menemukan bagaimana membuat pikiran Anda menenun mukjizat bagi Anda. Mulailah dengan pikiran filsuf besar ini, Disraeli, "Hidup terlalu singkat untuk berpikir kecil dan berbuat hal yang kecil-kecil."

Download:
Berpikir dan BerjiwaBesar Download

Managing in the Twenty-First Century


Organization :
A group of people with formally assigned roles who work together to achieve the stated goals of the group.

Characteristics:
- Common purpose/goals
- Organizational structure

Manager :
A person who plans, organizes, leads, and controls the work of others so that the organization achieves its goals.

-          Is responsible for contribution.
-          Gets things done through the efforts of other people.
-          Is skilled at the management process.

Management Process
-          Refers to the manager’s four basic functions of planning, organizing, leading, and controlling.

Management skills are also useful for “non-managers”.
       In the workplace
       Leisure activities

Efficiency means achieving the greatest possible output with a given amount of input.

Effectiveness means to achieve goals that have been set.
To achieve managerial effectiveness, focus on
       The tasks that employees do
       The satisfaction of employees as they do the tasks

The Manager as Innovator
        The Entrepreneurial Process
       Getting employees to think of themselves as entrepreneurs.
        The Competence-Building Process
       Working hard to create an environment that lets employees really take charge.
        The Renewal Process
       Guarding against complacency by encouraging employees to question why they do things as they do—and if they might do them differently.


Do You Have the Traits to Be a Manager?

        Personality and Interests
       Social Orientation
        Attracted to working with others in a helpful or facilitative way; comfortable dealing with people.
       Enterprising Orientation
        Enjoy working with people in a supervisory or persuasive way in order to achieve some goal.
        Competencies
       Managerial Competence
        The motivation and skills required to gain a management position, including intellectual (analytical), emotional, and interpersonal skills.
       Career Anchor
        Is an occupational self-concept or value that directs an individual’s career choices.  Managers often have had a strong motivation to earn the position of manager.

The Managerial Skills
        Technical Skills
       The need to know how to plan, organize, lead, and control.
        Interpersonal Skills
       An understanding of human behavior and group processes, and the feelings, attitudes, and motives of others, and ability to communicate clearly and persuasively.
        Conceptual Skills
       Good judgment, creativity, and the ability to see the “big picture” when confronted with information.

Today’s Management Environment
        Globalization
       The tendency of firms to extend their sales, ownership, and/or manufacturing to new markets abroad.
        Technological Innovation
       Information technology advances have revolutionized the workplace
        Deregulation and Privatization
       Less government involvement in business

        Changing Political Systems
       Central planning is being replaced by capitalism
        A Diverse Workforce
       Increasing numbers of women and minority-groups participating
       Becoming older
        Category Killers
       Large chain stores squeeze out weaker retail firms and negotiate lower cost of goods sold

Kamis, 04 Agustus 2011

SHARE With My MASTER mengenai IBLIS DAN SYETAN


Nyahaa~ mau berbagi cerita nich. Kemarin sore saya di amanahi untuk memberikan sesuatu ke Master Reiki saya yang tinggal di BaleEndah (Bandung Selatan), sesampai disana beliau lagi membaca Al-Qur’an jadi saya pun menunggunya hingga menyelesaikan bacaannya, setelah itu baru memberikan amanahnya. Nah, disaat itu master saya ingin menyampaikan sesuatu kepada saya yang harus saya pahami dan dalami yang juga menjadi PR saya sebelum dilakukan tune-up (Inisiasi kenaikan tingkat) lebih dalam lagi dipertengahan bulan Ramadhan nanti pas bulan purnama. Hmm… sebelumnya beliau bertanya pada saya, “Jay, kamu tau apa perbedaan Iblis dan Syetan?” Hmm… kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu yawh? Jyaaah~ saya pun menjawab, “Iblis itu Jin pertama yang diciptakan Allah, seperti Adam yang merupakan manusia pertama ciptaan Allah. Namun, Iblis telah ingkar dan kafir kepada Allah dan ia telah berikrar untuk menjerumuskan manusia ke dalam kekafiran dan zalim. Sedangkan syetan itu adalah pengikut Iblis yang merupakan golongan dari Jin dan Manusia.” Begitulah jawabku.

“Iyaah, itu merupakan pengertian yang bagus dan kamu sudah memahami itu. Dan coba kamu dalami lagi ini: Iblis itu adalah sang penggoda, the master plan dalam merancang dan merencanakan strategi-strategi hebat untuk menjerumuskan manusia dalam kekafiran dan menjatuhkan iman. Sedangkan syetan itu adalah pengajak yang menjalankan rencana-rencana Iblis itu langsung dipraktekan kepada manusia. Perbedaannya Iblis itu tidak terikat oleh ruang dan waktu karena dia berasal dari bangsa Jin, sedangkan syetan itu tidak hanya dari bangsa jin tetapi dari golongan manusia juga jadi ia ada yang terikat oleh ruang dan waktu. Namun, syetan yang paling kejam itu justru berasal dari golongan manusia, maka waspadailah itu!!” Masterku menjelaskan. Saya pun menyimaknya dengan serius. “Syetan itu ada dalam diri kita, mereka ikut mengalir dalam darah kita.” Beliau bertanya, “Dalam diri kamu ada musuh? Saudara kamu bisa jadi musuh? Teman kamu bisa jadi musuh?... Yaaah~ mereka bisa menjadi musuhmu, siapa pun yang mengajakmu kepada kezaliman, maksiat dan kafir mereka adalah syetan dan itu adalah musuhmu!(Disadari atau tidak).”

Hmm… aku pun mulai merenungi itu. Dan teringat tentang pendiri satanisme yang menjadi kebudayaan modern saat ini, pelopornya adalah Aleister Crowley. Jika kita teliti sejarahnya, sebenarnya pemikiran-pemikiran dia dalam satanisme itu bukan hasil pemikiran dia sendiri!? Crowley menyatakan, “roh jahat yang akhirnya dia ketahui sebagai syetan telah mendiktekan sebuah buku kepadanya pada tahun 1904 dengan judul “The Law”. Berpuluh-puluh tahun sebelum ada pembicaraan/isu tentang alien dan UFO, Crowley telah menggambar sketsa makhluk yang telah menghubungi dia, namanya: “Lam”… Lam adalah utusan Horus (Dajjal). Lam memberi intruksi kepada Crowley untuk duduk dihadapan meja selama 3 hari berturut-turut. Ketika Crowley melakukannya, tubuhnya di ambil alih dan tangannya mulai menulis secara otomatis pesan-pesan dari syetan yang menjadi sebuah buku yang berjudul the book of the law. Melihat kisahnya jelaslah bahwa syetan (manusia) tidaklah sendiri karena ada syetan (jin) dan sang master plan (iblis) bekerja sama untuk melaksanakan semua rencana-rencana/agenda-agenda untuk menghancurkan iman manusia itu sendiri.

Hmm… saya pun harus benar-benar merenungkannya dan memahaminya. Tidak hanya itu saya pun ditugaskan untuk mempelajari QS. An-Nahl [16], mungkin disurat tersebut ada petunjuk yang bisa membuka sesuatu. Master saya berkata seperti itu secara spontan, karena disaat membaca Al-Qur’an ia menemukan banyak gambaran-gambaran, dan buku di dalam hatinya katanya terbuka dan ia harus menyampaikan hal tersebut pada saya. Hmm… Semoga bermanfaat yawh~

J.A.Y SS
Minazh zhulumaati ilanNuur

Referensi:
- Youtube: Satanisme Kebudayaan Modern

Rabu, 03 Agustus 2011

SANG PEMBERI MAKNA


Hiyooowh~
Udah memasuki hari ke-3 bulan ramadhan ini nich. Masih semangat yawh menjalani puasanya…>.< Di awal-awal Ramadhan ini merupakan hari-hari dimana Allah SWT memberikan rahmatnya kepada kita secara besar-besar-an dan Cuma-Cuma, dan semoga kita bisa menggunakan dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik mungkin ^^

Hmm…numpang Tanya, Sudah berapa lamakah Anda hidup di dunia ini?Apa yang telah Anda lakukan semasa hidup Anda? Seberapa berharganyakah kehidupan Anda di dunia ini? Apa yang Anda rasakan selama Anda hidup? Senang, bahagia, menderita, menyedihkan, memilukan, atau membingungkankah? (*berasa malaikat nanya-nanya kayak gini?). Apa pun itu Andalah yang menjalani dan merasakannya… (tepatnya yaaah semua itu derita lo!? Nyehehehe…Xp). Tapi, kalau kita belajar dari kehidupan orang-orang sukses, ternyata eh ternyata mereka telah menunjukkan kepada kita bahwa kualitas hidup kita tidak ditentukan oleh apa yang terjadi (menimpa) pada diri kita, tetapi lebih ditentukan oleh makna yang kita berikan dan tindakan yang kemudian kita ambil sesuai dengan makna hasil interpretasi (tafsiran) tersebut.

Yup… Jadi, sangat penting dan berguna jika kita  memberikan makna positif terhadap segala peristiwa dan pengalaman hidup yang kita jalani. Jika kita selalu bersikap positif (baca: memberikan makna positif), maka kehidupan ini menjadi nikmat untuk dijalani sekalipun banyak peristiwa memilukan menimpa diri kita.

Stephen Covey lewat The Seven Habits of Highlyn Effective People, mengoreksi aliran sikap mental positif. Menurut Om Covey, sikap kita terhadap sesuatu hal bersumber pada peta mental atau kerangka acuan yang disebutnya paradigma. Karenanya, bila kita ingin mengalami perubahan secara signifikan, yang lebih penting bukanlah mengubah sikap dan perilaku tetapi memperbaharui, meng-up date, melengkapi atau menggeser paradigma.

Paradigma kita, benar atau salah, adalah sumber dari sikap dan perilaku kita, yang pada gilirannya menentukan hubungan kita dengan diri kita, sesama kita, dan lingkungan sekitar kita. ^^

Huyoo~ ketika kita menjalani kehidupan, mengalami banyak hal dan kejadian, entah itu mudah atau pun sulit, menyenangkan atau pun memilukan, apa pun itu yang telah menimpa kita. Sebaiknya kita memberikan makna positif dalam kejadian-kejadian tersebut. Baik itu dengan cara mengevaluasi dan mencari hikmah yang dapat membangun dan meningkatkan kualitas diri kita atau pun dengan cara lainnya >.< Karna pada dasarnya hakikat manusia itu adalah sebagai si pemberi makna kehidupan.

Sejarah hidup kita sebagai pribadi tak ubahnya seperti naskah bacaan. la adalah "masa lalu", sesuatu yang telah "mati". Namun, kita dapat "menghidupkannya kembali" dengan memberikan "makna baru" , "arti baru".

So, maka pikirkan, hayati dan renungkanlah setidaknya sebelum kita tidur mengenai makna kehidupan di hari ini, itu, disetiap waktu. Jika perlu catatlah dalam buku catatan khusus makna kehidupan, cantumkan hari, tanggal dan tahunnya serta jangan lupa catat jumlah hutang Anda di setiap warung yang Anda singgahi (kredit), beri tanda angsuran, neto, bruto…!? Beuh makin ngaco!?

Udahan ah, Semoga bermanfaat yawh~

J.A.Y SS
Life is Adventure

Referensi:
-         Andrias Harefa, Sukses Tanpa Gelar, PT Gramedia Pusat Utama, Jakarta, 2001.