Senin, 16 Januari 2012

LIFE LIKE MACHINE...?!


          Setelah sekian lama kita hidup hingga saat ini, melakukan berbagai aktifitas mulai dari mata melek ampe mata belek-an mengarungi samudera kehidupan, menantang ombak dan badai permasalahan, terbawa arus lingkungan, hingga hanyut ke liang suka dan duka (pengen buat kata-kata keren malah jadi ngaco!?). Hampir dari seluruh kehidupan kita dari kecil hingga dewasa kita isi dengan mengenyam pendidikan. Bernostalgia ke masa kecil kita yang masih ingusan disaat-saat berangkat ke sekolah pake ransel penuh warna bergambarkan ksatria baja hitam, menggunakan sepatu yang bisa nyala kelap-kelip... terus apalagi yawh? (amnesia masa kecil!?==a), lalu mengerjakan tugas/PR (beberapa menit sebelum pelajaran di mulai), lalu belajar (ada komik dibalik buku pelajaran), lalu ujian (kertas-kertas ghaib sudah disiapkan), dan pulang ke rumah (nonton Jiban, WingsPector, Jiraiya...). Terus keesokan harinya mengulang aktifitas yang sama dan mungkin terus berlanjut hingga SMA, atau pas kuliah pun jadi mahasiswa KUPU-KUPU (Kuliah-Pulang), KUMA-KUMA (kuliah-main), KURA-KURA (kuliah-rapat), KUNANG-KUNANG (Kuliah-Nangis à galau keknya), KUDE-KUDE (Kuliah-Demo), KUSURUPAN (Kuliah-Suram-Rusuh-Panik),  KKK (Kuliah-Kantin-Kosan) dll. Jyaaah~kalau dihitung-hitung hampir seluruh hidup kita telah dihabiskan untuk sekolah dan kuliah (bagi yang sekolah dan kuliah tentunya...Xp)

            Lalu apa efek dari hasil pembelajaran kita dalam dunia pendidikan/akademis selama ini? Seberapa pengaruhnya pelajaran-pelajaran yang telah kita pelajari dari TK-SD-SMP-SMA-Kuliah terhadap kehidupan kita? Jujur saja, saya sudah lupa tentang pelajaran IPA, IPS, apalagi matematika!? Karena biasanya kalau ada yang sakit perut, saya paling jawabnya “kamu mungkin salah makan” atau “mungkin kamu masuk angin”, bukannya menjelaskan “sistem pencernaan kamu bermasalah dimana aktivitas sel-sel dalam tubuh terganggu karena kekurangan nutrien, elektrolit, enzim-enzim juga terhambatnya fungsi gastro intestinal tract, defekasi blablablabla...” (bingungkan?!walopun kedengarannya keren...Hehehe). Tapi haruskah dalam menjalani hidup kita menjelaskan semuanya secara teoritis? Padahal sebenarnya hidup ini berisikan sumber-sumber yang tak pernah kita telusuri dan syukuri secara penuh. Hidup yang berisikan tawa dan air mata, kita tertawa karena kita senang dan bahagia, kita menangis mungkin karena ada seseorang yang menusukan bawang bombay ke mata kita?!(teman yang sadis!?). Hidup pun berisikan sebuah kebaikan dan keburukan. Life is extraordinary beautiful.

Gordon Dryden & Dr. Jeanette Vos berkata:
Sungguh mengejutkan bahwa “mata pelajaran” terpenting justru tidak diajarkan dikebanyakan sekolah, yaitu Cara menentukan masa depan serta Cara menciptakan ide-ide baru”

            Sayangnya kebanyakan orang biasanya hanya mempersiapkan sudut kecil dari kehidupan yang luar biasa indah ini. Dari kecil kita masuk TK lalu SD, lalu kita berusaha lulus ujian menuju SMP, masuk SMP kita berusaha untuk lulus ujian menuju SMA, lalu bergejolaklah gejala-gejala stres, frustasi, depresi, cemas, khawatir dll ketika menghadapi ujian nasional yang menjadi momok yang mengerikan bagi kebanyakan siswa, orang tua juga guru, lalu kuliah yang biasanya dijalani dengan penuh keluh-kesah dikarenakan tugas-tugas, BT ama dosen dsbgnya, skripsi selesai hingga akhirnya dapat gelar, terus cari pekerjaan (to become job-seeker), lalu cari cewe/cowo buat dikawinin, terus punya anak... dstrsnya ampe modar...Lalu lalu lalu? Hoyoo~sehari-hari semakin menyerupai mesin. Melakukan hal yang sama tanpa arti, tanpa arti akan kehidupan yang ‘kaya’ dan ‘sesungguhnya’. Sampai akhirnya ia menjadi tua. Is that all?

            BE YOUR SELF, ONLY GOOD and THE BEST. Jadilah dirimu sendiri, tapi hanya dirimu yang terbaik untuk menemukan arti hidup yang sebenarnya. Kembangkan potensi yang ada, berusahalah memperbaiki segala kekurangan. Yah~tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, setiap pribadi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tapi bukan berarti kita pasrah terhadap kekurangan diri. Menerima segala kekurangan bukan berarti membiarkan kelemahan kita bersarang hingga tumbuh-kembang di dalam diri. Tetapi kita pun harus menahan mengurangi atau bahkan merubahnya jadi kelebihan kita sendiri. Berusahalah untuk melakukan yang terbaik, niatkan diri untuk menjadi pribadi yang disenangi, disegani, bermanfaat dan berharga bagi sesama. Maknai hidup kita dengan kebaikan, berbagi kesenangan dan kebahagiaan, berbagi energi positif, saling memotivasi, lindungi bumi kita ini dari perusak-perusak yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan hanya mengejar serta mengumpulkan materi untuk keuntungan pribadi. Rasakan dan nikmati hidup dengan penuh tantangan dan petualangan, jangan sampai terjebak ke dalam “comfort zone” yang menjadikan kehidupan kita bagaikan mesin yang terus berputar-putar dalam lingkaran syetan.

JAY S.S
The Bounty Hunter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih sudah membaca tulisan Jay yang sederhana, dan unik ini~^^
Semoga bermanfaat yah~

Silahkan tinggalkan jejak kemuliaan kawan-kawan sekalian dengan mengisi kolom komentar ini.

Salam Inspirasi~^0^